Fisioterapis Ungkap 3 Masalah Otot yang Sering Menyerang Anak Muda, Sakit Pinggang Paling Banyak

3 masalah otot yang mesti diperhatikan anak muda: skoliosis, sakit pinggang, dan bahu kaku. Kenali penyebab dan penanganannya. (Dok. Ist)

Faktamaluku.id, NASIONAL – Fisioterapis dari Rumah Sakit Hermina Samarinda, Kalimantan Timur, Akhmad Zulfikar Alfasiry, menjelaskan tiga masalah otot yang mesti diperhatikan anak muda. Tiga keluhan utama tersebut adalah kelainan tulang belakang (skoliosis), sakit pinggang, dan kondisi nyeri serta kaku pada bahu.

Zulfikar mengatakan, tiga keluhan ini semakin umum dijumpai pada pasien usia muda, seringkali dipicu oleh gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari.

“Itu yang pertama khususnya anak-anak muda ini. Yang pertama itu ada sakit bagian skoliosis. Nah, itu biasanya tulang belakangnya membungkuk atau huruf S. Nah, itu yang pertama. Terus yang kedua biasanya sakit pinggang, ini yang paling banyak. Yang ketiga itu kekakuan pada bahu,” ujar Zulfikar di Samarinda, Minggu (2/11/2025).

Skoliosis, jelasnya, adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung secara tidak normal menyerupai huruf S. Sementara itu, sakit pinggang (low back pain) kini menjadi keluhan yang paling banyak ditemukan di kalangan anak muda.

Keluhan ketiga adalah nyeri dan kekakuan bahu. Kondisi ini terjadi ketika otot bagian belakang mengalami ketegangan akibat durasi penggunaan yang lama dan terus-menerus. Akibatnya, otot “menempel” dan menjadi kaku, sehingga menyebabkan kesulitan saat menggerakkan tangan.

Zulfikar menyoroti kebiasaan bekerja di depan komputer sebagai salah satu pemicu utamanya.

“Kondisi ini juga sering dialami oleh anak muda yang bekerja di depan laptop,” ujar dia.

Penanganan Fisioterapi

Penanganan untuk masalah otot yang mesti diperhatikan anak muda ini, lanjut Zulfikar, melibatkan beberapa metode di fisioterapi. Metode itu termasuk penggunaan alat Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk mengurangi nyeri.

“TENS adalah alat yang bertujuan untuk mengurangi nyeri,” jelasnya.

Selain itu, digunakan juga ultrasound. “Sejenis gel yang berfungsi untuk memperbaiki jaringan lunak atau otot yang tegang.”

Namun, Zulfikar menekankan bahwa penanganan tidak hanya bergantung pada alat. Latihan fisik yang terprogram justru menjadi kunci utama penyembuhan.

“Penanganan tidak hanya mengandalkan alat, tetapi juga melibatkan latihan fisik yang penting sebagai penyembuhan,” jelas Zulfikar.

Pasien, lanjutnya, akan diberikan program latihan di rumah (home exercise) yang diajarkan oleh profesional. Ia mengingatkan bahwa masalah otot umumnya timbul dari kebiasaan sehari-hari, sehingga proses penyembuhan membutuhkan waktu dan terapi yang bertahap.

“Fisioterapi tidak hanya untuk orang yang cedera, tetapi juga untuk menjaga kesehatan otot dan sport. Dalam penanganan di bidang olahraga, fisioterapis akan mengidentifikasi hobi pasien untuk memahami pola pergerakan mereka,” tutupnya.